Pesona Kuliner Aceh di Mata Dunia
Rabu, 27 Agustus 2025 19:15 WIB
Aceh dikenal sebagai daerah yang kaya akan rempah-rempah, sejarah, dan budaya sehingga di daerah tersebut banyak menghasilkan masakan kuliner.
***
Aceh dikenal sebagai ‘Serambi Mekkah’ yang merupakan salah satu provinsi di Indonesia dengan status otonomi khusus atau istimewa yang kaya akan sejarah, budaya, nilai-nilai keislaman, keindahan alam, dan hasil bumi yang melimpah. Terletak di ujung barat Pulau Sumatra, Indonesia. Secara geografis, Aceh merupakan Provinsi paling barat di Indonesia dan berbatasan langsung dengan sebelah utara Selat Malaka, sebelah timur Sumatra Utara, sebelah selatan Sumatra Utara dan sebelah barat Samudra Hindia. Posisi yang sangat strategis ini menempatkan Aceh berada di jalur perdagangan internasional, khususnya di Selat Malaka.
Tidak hanya letak yang strategis membuat Aceh dikenal di mata dunia tetapi juga hasil bumi berupa rempah-rempah yang melimpah. Aceh kaya rempah-rempah dikarenakan kombinasi berbagai faktor alam seperti kondisi geografis, keberagaman ekosistem, kesuburan tanah, keanekaragaman hayati, dan teknik budidaya. Sejarah juga mencatat Aceh merupakan salah satu pusat produksi komoditas rempah dunia yang memiliki nilai tinggi baik untuk keperluan memasak, pengobatan, maupun perdangan.
Ada beberapa rempah-rempah yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari yaitu, kunyit, kayu manis, lada hitam, kapulaga, serai, daun salam, dll. Selain kaya manfaat, penggunaan bahan rempah ini juga memperkaya cita rasa hidangan yang mendukung selera makan. Seperti dalam masakan kuliner Aceh yang kaya akan kandungan rempah. Kuliner merupakan warisan budaya yang memiliki simbol dan makna yang terkandung dalam setiap masakan yang disajikan. Menurut, Koentjaraningrat(1990) kuliner mencangkup kebiasaan, adat, dan tradisi masyarakat.
Simbol-simbol yang terkandung dalam masakan kuliner seperti kekayaan alam, keanekaragaman budaya, kekeluargaan, kehormatan, keberanian, kemewahan, kehangatan, dan penyembuhan. Setiap simbol-simbol kuliner Aceh mencerminkan budaya, nilai tradisional, dan sejarah panjang. Kuliner daerah ini tidak hanya sekedar makanan melainkan juga repsentatif identitas masyarakat Aceh yang kaya akan filosofi, kebersamaan, dan hubungan erat dengan alam. Masakan kuliner Aceh salah satu bagian dari identitas budaya daerah tersebut.
Beberapa kuliner Aceh yang cukup terkenal di antaranya Kuah Pliek U, Sie Reuboh, Gule Reubong, Gule Bak Eumpeuk, Gule Boh Panah, dan lain-lain. Masakan tersebut tidak hanya menawarkan cita rasa khas, tetapi juga mencerminkan filosofi kehidupan masyarakat Aceh yang kaya nilai budaya dan tradisi seperti Pliek U mengandung filosofi kebersamaan dan keberagaman. Dibuat dengan berbagai bahan seperti sayuran, dan rempah-rempah. Masing-masing bahan memiliki fungsi dan rasa yang saling melengkapi. Dalam pandangan budaya, simbol kebersamaan masyarakat Aceh yang hidup dengan prinsip gotong royong.
Hidangan Sie Reuboh mencerminkan ketahanan dan kesabaran. Makanan ini dikenal sebagai warisan nenek moyang, terutama dalam menghadapi musim paceklik. Proses pengawetan dengan cuka dan rempah-rempah menggambarkan kecerdikan masyarakat Aceh dalam memanfaatkan sumber daya lokal. Selanjutnya, Gule Reubong melambangkan kesederhanaan dan hubungan manusia dengan alam. Hidangan ini sering muncul dalam acara-acara adat sebagai penghormatan terhadap siklus kehidupan. Selain itu, Gule Bak Panah menunjukkan penghormatan terhadap tradisi masyarakat Aceh dengan alam dan keanekaragaman hayati lokal. Hidangan ini juga simbol keberlanjutan dan adaptasi terhadap sumber daya setempat. Dalam perspektif antropologi, hidangan ini menunjukkan bagaimana tradisi kuliner membantu melestarikan identitas lokal.
Selain terkenal karena cita rasanya, kuliner Aceh tersebut terkenal di manca negara juga karena beberapa alasan yang lain. Pertama, memiliki keunikan hidangan tradisional dengan resep turun-temurun, seperti hidangan Kuah Pliek U dan sie reuboh, menjadi daya tarik karena kelezatannya yang sulit ditemukan di luar Aceh. Kedua, bahan-bahan lokal yang masih segar memberikan cita rasa alami dan kualiats yang baik pada masakan. Ketiga, masakan kuliner mempunyai teknik masak yang unik seperti memasak di atas kayu bakar atau menggunakan belanga (Panci tanah liat) yang membuat keaslian pada cita rasa lebih terjaga.
Menurut survei Goodstats dari 440 responden, di antaranya sebanyak 71,4% yang menjadikan makanan tradisional di Aceh sebagai makanan favorit wisatawan. Hal ini juga selaras dengan pilihan jenis jajanan favorit mereka. Sebanyak 45% di antaranya menjadikan masakan tradisional sebagai jajanan favorit mereka. Sehingga mengalahkan makanan cepat saji yang disukai sebanyak 28,2%, makanan ringan 18,6%, dan makanan instan 8,2%.
Namun, pada kenyataanya saat ini beberapa kuliner Aceh tersebut sudah sulit ditemukan di kehidupan sehari-hari. Pengaruh globalisasi budaya sangat terasa di era digital yang membuat masakan kuliner Aceh perlahan-lahan hilang dan digantikan dengan makanan Barat. Ini merupakan tantangan bagi generasi muda Aceh untuk melestarikan kembali masakan kuliner tersebut.
kebanyakan remaja lokal kurang meminati masakan kuliner Aceh dikarenakan kurangnya eksposur pada generasi selanjutnya serta gaya promosi yang lebih cenderung kepada wisatawan dan orang tua. Tidak sampai disitu penyebab generasi Digital NativeI kurang minat pada kuliner Aceh juga disebabkan beberapa hal, yaitu persaingan dengan kuliner modern seperti Fast Food atau trending msakan lainnya seperti makanan Barat atau Street Food. Para generasi z menganggap masakan tradisional kurang menarik atau kekinian.
Dapat kita lihat di tempat pemasaran lebih banyak ditemukan makanan Barat yang sudah merajai pasar dunia. Survei yang dilakukan oleh Goodstats pada tahun 2022, responden dengan rentang usia 18-34 menghasilkan presentase 35% dengan kuliner khas Barat seperti burger, kentang goring, dan lain-lain.
Mengatasi masalah kuliner Aceh di kalangan remaja memerlukan pendekatan strategis agar makanan tradisional tetap relevan, menarik, dan diterima oleh generasi muda, yaitu edukasi dan promosi budaya kuliner menggunakan platform seperti instagram,tiktok dan youtube. Selain itu, ada modernisasi tampilan dan penyajian, membangun komunitas kuliner, kerjasama dengan pendidikan dan pemerintah, dan kolaborasi dengan restoran atau kafe modern untuk memasukkan menu khas Aceh ke dalam daftar.
Sebagai generasi emas yang serba canggih. Kita dapat mempromosikan masakan Aceh di pasar dunia sebagai mana makanan barat masuk di Indonesia. Generasi z dapat melakukan promosi internasional yang mengadakan festival kuliner komunitas global. Tidak hanya promosi Internasional, masih banyak cara lain yang dapat dilakukan yaitu, pertama kolaborasi dengan media dan Influencer. Yang dimaksud kolaborasi dengan media ialah membuat video kuliner tentang masakan Aceh, cerita sejarahnya, dan keunikan bahan-bahan yang digunakan. Sedangkan Inluencer dapat mengundang chef terkenal untuk mencoba masakan Aceh dan membagikan kesan atau padangan mereka tentang kuliner tersebut. Kedua, pendidikan kuliner ialah menyisipkan Kuliner Aceh ke dalam program kuliner di Institusi pendidikan internasional dan mengadakan pelatihan memasak masakan tersebut. Ketiga, kolaborasi dengan chef Internasional yang bertujuan untuk mempromosikan kuliner Aceh di mata dunia dalam kreasi menu mereka sehingga menciptakan inovasi yang tidak menghilangkan ciri khas masakan. Keempat, pariwisata kuliner yang dapat meningkatkan pengalaman makan dengan cerita sejarah dan budaya Aceh para wisatawan. Kelima, pendaftaran UNESCO sebagai warisan budaya agar mendapatkan pengakuan global dari kekayaan budaya dunia.
Setiap hidangan tidak hanya memiliki rasa yang unik melainkan juga menyampaikan pesan- pesan serta nilai-nilai tentang kehidupan masyarakat nusantara kepada dunia. Kuliner Aceh merupakan sebuah warisan budaya turun temurun sehingga menghubungkan masa lalu dengan masa kini. Aceh juga memperkenalkan kepada dunia tentang hasil bumi yag melimpah, tanah yang subur, dan budayanya yang ramah. Melalui masakan kuliner nusantara, Aceh terus memperkenalkan jati dirinya atau identitas di kancah global. Aceh merupakan rasa, cerita, dan jiwa yang menyatukan dunia dalam satu sajian.(znf)

Penulis Indonesiana
0 Pengikut

Pesona Kuliner Aceh di Mata Dunia
Rabu, 27 Agustus 2025 19:15 WIB
Milad SMA Negeri 4 Wira bangsa di Aceh Barat
Rabu, 27 Agustus 2025 19:17 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler